Jumat, 30 Desember 2016

BERSYUKUR DAN BERPENGHARAPAN





PENDAHULUAN

Hari ini kita sudah masuk ke dalam tahun 2017. Tahun 2016 sudah lewat, sudah berlalu. Tadi malam di gereja atau di rumah kita masing-masing kita mengadakan doa syukur pada Tuhan atas penyertaan dan pemeliharaanNya sepanjang tahun 2016.

Di awal tahun baru, tahun 2017 ini, saya akan mengajak bapak,ibu, saudara/i sekalian untuk sama-sama merenungkan sejenak tentang masa lalu dan masa yang akan datang. Tahun 2016 kita tidak biarkan berlalu begitu saja, pasti ada
hal-hal yang indah menjadi kenangan. Begitu pula tahun 2017, kita tidak biarkan datang begitu saja tanpa kita sambut dengan harapan.

Firman Tuhanlah yang menjadi pedoman atau petunjuk bagaimana seharusnya kita bersikap melihat kehidupan kita yang sudah kita jalani di tahun 2016, dan bagaimana sikap kita menghadapi perjalanan hidup kita di tahun yang baru, th 2017.

Saya akan mengajak bapak,ibu, saudara/i sekalian untuk melihat dua hal yang paling umum untuk merenungkan atau melihat masa lalu kita, yaitu keberhasilan atau kegagalan. Pasti ada yang kita anggap keberhasilan kita di th 2016, dan juga pasti ada yang kita lihat sebagai kegagalan kita. Setelah itu,  saya juga akan mengajak bapak, ibu, saudara/i untuk melihat dua sikap yang paling umum yang kemungkinan dimiliki setiap orang menghadapi tahun 2017,yaitu sikap yang penuh harapan atau  sikap yang penuh kekuatiran.

ISI RENUNGAN:

KEBERHASILAN ATAU KEGAGALAN

Dua hal yang paling umum yang bisa kita jadikan renungan kita melihat masa lalu kita, yaitu keberhasilan dan kegagalan. (Ulangan pasal 8 : 2–4; 11-16 )
Saya akan bacakan pesan-pesan/ kata-kata/nasehat-nasehat Musa di hadapan bangsa Israel, waktu mereka sudah sampai di negri Kanaan, di daerah Moab.
Mereka berhenti sementara di Moab sesudah mengakhiri perjalanan panjang mereka selama 40 tahun, melalui padang gurun. Mereka berputar-putar di padang gurun selama 40 th dari Mesir ke negri Kanaan.

Ulangan pasal 8:2 - 4 “Ingatlah” kepada seluruh perjalanan yang kau lakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak. Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.

Disambung dengan : Ulangan 8 : 11 -16 “Hati-hatilah”, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini; 12 dan supaya, apabila engkau sudah makan dan kenyang, mendirikan rumah-rumah yang baik serta mendiaminya, 13 dan apabila lembu sapimu dan kambing dombamu bertambah banyak dan emas serta perakmu bertambah banyak, dan segala yang ada padamu bertambah banyak, 14 jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan  TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, 15 dan yang memimpin engkau melalui padang gurun yang besar dan dahsyat itu, dengan ular-ular yang ganas serta kalajengkingnya dan tanahnya yang gersang, yang tidak ada air. Dia yang membuat air keluar bagimu dari gunung batu yang keras, 16 dan yang di padang gurun memberi engkau makan manna, yang tidak dikenal oleh nenek moyangmu, supaya direndahkan-Nya hatimu dan dicobai-Nya engkau, hanya untuk berbuat baik kepadamu.

Ayat-ayat yang kita baca ini adalah kata-kata/pesan-pesan/nasehat-nasehat Musa di hadapan bangsa Israel, waktu mereka sudah sampai di negri Kanaan, di daerah Moab.

Bangsa Israel berhasil tiba diKanaan, Tanah Perjanjian, tapi sekaligus bangsa Israel juga gagal tiba atau sampai di Kanaan. Mengapa saya katakan berhasil dan sekaligus gagal ? Yang berhasil masuk adalah bangsa Israel yang dilahirkan di perjalanan beserta Yosua dan Kaleb. Yang lainnya mati di padang gurun karena pemberontakan mereka pada Tuhan. Mereka tidak mempercayai janji-jani Tuhan pada mereka yang disampaikan oleh Tuhan. Mereka ingin kembali ke Mesir, dan yang paling mengerikan mereka berkata bahwa Tuhan merancangkan untuk membinasakan mereka. Hanya Yosua dan Kaleb yang tidak memberontak pada Tuhan. Bahkan Musapun tidak diperkenan masuk Ke Kanaan, walaupun dengan memohon-mohon pada Tuhan. Dia hanya diijinkan Tuhan untuk melihat Kanaan dari puncak gunung Pisga, sebelah Timur Sungai Yordan. Mengapa? Sebab Musa tidak menghargai Tuhan di depan umat Israel. Musa marah pada umat Israel. Kemarahannya ini membuat dia melakukan perintah Tuhan dengan sikap penuh emosional.  ( Bil. 3 : 23 – 27 ;Bil 14 : 22 – 24 ; Bil 20 : 10 – 12 )

Musa berkata pada umat Israel ketika Kanaan sudah berada di depan mata mereka. Musa berkata, ”Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau “untuk” mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.”

Ingatlah atau dengan kata lain,”jangan lupakan”. Ingat apa ? atau Jangan lupakan apa ? Ingat perjalanan yang kau sudah lakukan. Jangan lupakan perjalanan yang telah kau lakukan, itu kata Musa. Ingat perjalanan yang melelahkan selama 40 tahun di padang gurun. Perjalanan atas kehendak Tuhan, atas rencana Tuhan.

Perjalanan umat Isreal selama 40 tahun di padang gurun sebagai suatu proses untuk mendawasakan  iman mereka. Tuhan tidak bermaksud membuat umat Israel menderita di padang gurun, tapi Tuhan bermaksud untuk mendawasakan iman mereka, menumbuhkan keyakinan mereka pada Firman Tuhan. Tuhan bermaksud agar mereka mempunyai kerendahan hati untuk mempercayai Firman Tuhan, dan berpegang pada Firman Tuhan dalam kehidupan mereka. Karena Firman Tuhanlah yang jadi pedoman dan pegangan hidup mereka pada waktu yang akan datang, ketika mereka menetap di Kanaan.

Hidup dalam rancangan Tuhan, sesungguhnya tidak ada kata kegagalan. Buat umat beriman, yang meyakini bahwa hidup adalah rancangan Tuhan, kegagalan adalah sebagai alat untuk menumbuhkan iman, menyempurnakan iman.
Karena imanlah yang jadi dasar kehidupan umat Tuhan. Tanpa iman, semua kegiatan ibadah tidak artinya. Ada orang yang berkata kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda.

Keberhasilan dan kegagalan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam hidup kita. Tidak ada seorangpun yang seumur hidupnya berhasil terus-menerus atau gagal terus-menerus. Ada waktunya berhasil dan ada waktunya gagal. Hal ini disebabkan kemampuan manusia yang terbatas.

Kalau Musa berpesan pada umat Israel menjelang akhir hayatnya, agar mereka selalu mengingat perjalanan mereka dari Mesir ke Kanaan, dari negri perbudakan ke negri perjanjian, supaya mereka menyadari bahwa betapa baiknya Tuhan. Dalam perjalanan umat Israel memperlihatkan betapa baiknya Tuhan. Tuhan tidak hanya selalu menolomg umat Israel dalam setiap masalah yang dihadapi umat Israel selama perjalanan, tapi juga  dengan penuh kasih dan kesabaran, Tuhan terus menerus memberi pengampunan pada mereka.

Pada saat di Moab, di gunung Pisga Musa tidak bersungut-sungut, tapi dia bersyukur dengan menyanyikan pujian syukur di hadapan Tuhan. (Ulangan 32 : 1 – 43) Walaupun Musa tidak diperkenan masuk ke Kanaan, karena kegagalannya memimpin bangsa Israel, tapi Musa bersyukur pada Tuhan, sebab Musa melihat betapa baiknya Tuhan. Bagaimanapun juga dia sudah berhasil membawa umat Israel sampai di tanah Moab, wilayah Kanaan.

Hari ini, bagaimana sikap kita melihat keberhasilan dan kegagalan dalam hidup kita di th 2016 yang sudah kita lewati ? Kita tidak lepas dari mengalami kegagalan dan keberhasilan. Kita, pada suatu saat bisa tertawa dan juga menangis, berkata puji Tuhan dan aduh Tuhan. Itulah kenyataan hidup yang bisa terjadi dalam hidup kita. Tapi bukan berarti, Tuhan menyetujui kegagalan. Kegagalan harus jadi perhatian yang serius. Tuhan tidak menyukai umatNya gagal, berada dalam dosa dan ketidaktaatan  pada firmanNya.
Tuhan tegas  dan konsisten. Seluruh umat Israel dan  juga Musa yang sangat  dikasihi Tuhan itu, tidak diperkenan masuk ke Kanaan, karena melawan firmanNya, tidak patuh pada FirmanNya, tidak menghargai FirmanNya.
Apa artinya ini ? Artinya, janji berkat Tuhan, kebahagiaan tersedia bagi yang mengimani, mempercayai dan patuh pada Firman Tuhan. Ini harga mati, tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Apa arti kata berhasil atau sukses menurut bahasa Indonesia ? Kamus KBBI : Mendatangkan hasil; ada hasilnya ; tercapai maksudnya

Apa yang dimaksud keberhasilan dalam kehidupan kristiani ? Apa yang seharusnya dicapai bagi umat Kristen ? Banyak uang atau hartakah ? Memiliki jabatan tertentu ? Memiliki kepandaian atau ilmu tertentu ? Semua itu bisa didapatkan oleh semua orang. Baik oleh orang yang beriman pada Tuhan maupun yang tidak percaya Tuhan.

Mat 5:6  
Yesus berfirman “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. “

Luk 11:28 
Tetapi Ia berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya. "

Keberhasilan orang kristen adalah keberhasilannya mengimani Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh. Keberhasilan ini membawa akibat kepada keberhasilan fisik. Lihatlah ketika umat Israel mengimani Firman Tuhan, tembok Jeriko roboh, penduduk Kanaan dapat dikalahkan. Kanaan dapat dimiliki.

Untuk bisa menjadi kristen yang berhasil, perlu kerendahan hati dari kita. Filipi 2 : 8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Sesungguhnya kita harus melihat ketidak berdayaan kita dalam menjalankan Firman Tuhan. Tuhanlah yang terus-menerus memproses kita, yang membawa kita pada keadaan yang membuat kita mengimani dan mematuhi Firman Tuhan.
Kita patut bersyukur bahwa Tuhan Yesus yang sudah menggantikan kita mentaati Firman Tuhan dengan sempurna.  Kita tidak berdaya untuk mentaati Firman dengan sempurna. Seluruh Alkitab menjelaskan bahwa tidak ada seorang pun yang tidak pernah melanggar Firman Tuhan. Kecuali Yesus Kristus.
Roma 5 ayat 18 Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran  untuk hidup, 19 Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang (Adam) semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang (Yesus) semua orang menjadi orang benar.

Bagaimanapun keadaan kehidupan kita di tahun 2016, pada hari ini seharusnyalah kita bersyukur pada Tuhan kita Yesus Kristus. Sebab perjalanan hidup kita adalah rancangan/rencanaNya, supaya kita meyakini sepenuh hati terhadap FirmanNya.
  
PENUH PENGHARAPAN ATAU PENUH KEKUATIRAN

Dua sikap yang paling umum yang dimiliki setiap orang menghadapi masa depannya yaitu penuh harapan atau penuh kekuatiran.

Ulangan 1 : 22 – 33 Riwayat kedua belas pengintai
Ulangan  pasal 1 mulai ayat 22  Lalu kamu sekalian mendekati aku dan berkata: Marilah kita menyuruh beberapa orang mendahului kita untuk menyelidiki negeri  itu bagi kita dan membawa kabar kepada kita tentang jalan yang akan kita lalui, dan tentang kota-kota yang akan kita datangi. 23 Hal itu kupandang baik. Jadi aku memilih dari padamu dua belas orang, dari tiap-tiap suku seorang. 24 Mereka pergi dan berjalan ke arah pegunungan, lalu sampai ke lembah Eskol, kemudian menyelidiki negeri itu. 25 Maka mereka mengambil buah-buahan negeri itu dan membawanya kepada kita. Pula mereka membawa kabar  kepada kita, demikian: Negeri yang diberikan  TUHAN, Allah kita, kepada kita itu baik.  26 Tetapi kamu tidak mau berjalan ke sana,  kamu menentang titah TUHAN , Allahmu. 27 Kamu menggerutu  di dalam kemahmu serta berkata: Karena TUHAN membenci kita, maka Ia membawa kita keluar dari tanah Mesir untuk menyerahkan kita ke dalam tangan orang Amori, supaya dimusnahkan. 28 Ke manakah pula kita maju? Saudara-saudara kita telah membuat hati kita tawar dengan mengatakan: Orang-orang itu lebih besar dan lebih tinggi  dari pada kita, kota-kota di sana besar dan kubu-kubunya sampai ke langit, lagipula kami melihat orang-orang Enak  di sana. 29 Ketika itu aku berkata kepadamu: Janganlah gemetar, janganlah takut  kepada mereka;30 TUHAN Allahmu, yang berjalan di depanmu, Dialah yang akan berperang  untukmu sama seperti yang dilakukan-Nya bagimu di Mesir, di depan matamu,  31 dan di padang gurun, di mana engkau melihat bahwa TUHAN, Allahmu, mendukung engkau, seperti seseorang mendukung anaknya, sepanjang jalan yang kamu tempuh, sampai kamu tiba di tempat ini. 32 Tetapi walaupun demikian, kamu tidak percaya kepada TUHAN, Allahmu, 33 yang berjalan di depanmu di perjalanan untuk mencari tempat bagimu, di mana kamu dapat berkemah: dengan api pada waktu malam dan dengan awan pada waktu siang, untuk memperlihatkan  kepadamu jalan yang harus kamu tempuh."

Pada suatu saat, Musa memerintahkan dua belas orang termasuk juga Yosua dan Kaleb untuk melihat keadaan Tanah Kanaan. Tujuannya untuk mengetahui keadaan Tanah Kanaan, sebelum memasukinya. Dua belas orang melaporkan bahwa Negri Kanaan itu baik. Tanahnya subur. Mereka membawa buah-buahan yang terdapat di negri Kanaan sebagai bukti bahwa negri itu sesungguhnya subur. Tapi mereka juga melihat bahwa Kanaan ditempati oleh orang-orang  yang mempunyai perawakan yang tinggi dan besar. Hal ini membuat umat Israel putus asa dan menggerutu di hadapan Musa dengan mengatakan bahwa TUHAN membenci kita, maka Ia membawa kita keluar dari tanah Mesir untuk menyerahkan kita ke dalam tangan orang Amori, supaya dimusnahkan.
Kanaan sudah di depan mata. 

Bagaimana sikap mereka melihat keadaan negri Kanaan, Tanah yang dijanjikan Tuhan untuk mereka ? Ada dua sikap. Sikap yang pertama sikap Kaleb, Yosua dan beberapa rekan-rekan mereka. Mereka mengatakan bahwa Negri Kanaan itu baik, tanahnya subur penuh dengan kekayaan alam. Mereka yakin bahwa Tanah itu pasti akan menjadi milik umat Israel. Sesuai dengan janji  Tuhan yang disampaikan pada mereka. Sikap yang kedua adalah sikap sekelompok pengintai yang mengatakan bahwa Negri Kanaan adalah negri yang baik, subur makmur, tapi ditempati oleh orang-orang yang mempunyai tubuh yang tinggi besar, yang bisa membunuh seluruh umat Israel. Bahkan mereka menggerutu di hadapan Musa dengan mengatakan bahwa TUHAN membenci kita, Tuhan membawa kita keluar dari tanah Mesir untuk menyerahkan kita ke dalam tangan orang Amori/Kanaan, supaya dimusnahkan.

Dua sikap inilah yang umumnya dimiliki orang-orang melihat masa depannya, sikap berpengharapan atau penuh kekuatiran.

Bagaimana sikap kita menghadapi tahun 2017, setelah kita mengetahui atau melihat  keadaan atau kondisi  kota Jakarta, kota di mana kita tinggal atau hidup ? Bagaimana pengamatan Anda tentang kota Jakarta. Kota yang seperti apa Jakarta ini. Bagaimana sikap Anda melihat kota Jakarta masa kini, setelah dipimpin Bpk Basuuki Cahaya Purnama (Ahok) ? Apakah keadannya baik untuk kehidupan Anda ? Adakah harapan untuk mencapai hidup yang lebih baik di Jakarta, di Indonesia ?

Semua tergantung cara kita melihat kota Jakarta atau negara kita, Indonesia ini. Apakah kita melihat dengan mata iman atau mata jasmani. Bagi orang beriman, di manapun tinggalnya, pasti mereka mempunyai “pengharapan” untuk menjalani hari esok. Hari esok pasti dilihat sebagai kesempatan atau peluang untuk maju dan berhasil. Terlebih lagi Jakarta masa kini mengalami kemajuan di segala bidang kehidupan. Pemprop DKI menyediakan program-program yang membuat hidup penduduk sejahtera. Istilah Pak Ahok, membuat penduduk Jakarta perutnya, otaknya dan dompetnya penuh. Melihat ini seharusnya setiap penduduk Jakarta menghadapi tahun 2017 dengan penuh harapan. Bagi kita orang beriman, tujuan hidup bukan hanya masalah perut, otak dan dompet, tapi yang paling  utama adalah masalah tugas panggilan sebagai umat kristen.
Tugas panggilan kristiani adalah amanat agung dari Tuhan Yesus yaitu menyampaikan kabar baik, menjadi saksi-saksi Tuhan, garam dunia dan terang dunia, meluaskan kerajaan Allah di muka bumi ini.

Apakah kita mempunyai harapan untuk melaksanakan tugas panggilan kristiani di kota Jakarta yang  jumlah penduduknya10 juta orang ini ? Apakah kota ini kita lihat sebagai ladang yang subur untuk melaksanakan tugas panggilan dari Tuhan itu. Bagi umat kristen yang sungguh-sungguh beriman, Jakarta adalah ladang yang sudah menguning dan yang siap dituai. Seharusnyalah tahun 2017 kita semakin giat terlibat dalam program-progran pelayanan gereja. Semakin berpengharapan gereja akan semakin berkembang. Sayangnya, ada umat kristen yang melihat th 2017 sebagai tahun yang mencemaskan, menakutkan, bahkan mengkuatirkan. Terorisme, masalah narkoba, kenaikan harga bahan-bahan pokok, kebencian antar umat beragama atau intoleransi agama, bencana alam dan sebagainya membuat orang-orang menjalani kehidupan dengan kekuatiran.
Kekuatiran yang timbul karena hal-hal tadi, membuat umat kristen menjadi pasip, tidak berbuat apa-apa sebagai orang beriman, hanya menunggu dan melihat situasi apa yang akan terjadi.

Baik sebagai manusia atau sebagai umat percaya, kita harus mempunyai harapan. Kita seharusnya melihat th 2017 adalah tahun yang penuh peluang atau kesempatan untuk berhasil atau maju. Berhasil untuk mensejahterakan hidup keluarga kita, berhasil melaksanakan panggilan sorgawi.

Pengharapan kita bukan berdasarkan adanya peluang-peluang atau sarana-prasana yang ada di kota Jakarta, tapi karena penyertaan Tuhan bersama kita.
Musa menngingatkan pada umat Israel, Ulangan 1: 29 “Janganlah gemetar, janganlah takut  kepada mereka;30 TUHAN Allahmu, yang berjalan di depanmu, Dialah yang akan berperang  untukmu sama seperti yang dilakukan-Nya bagimu di Mesir, di depan matamu,  31 dan di padang gurun, di mana engkau melihat bahwa TUHAN, Allahmu, mendukung engkau, seperti seseorang mendukung anaknya, sepanjang jalan yang kamu tempuh, sampai kamu tiba di tempat ini.

Kita tidak  takut atau kuatir sebab Allah bersama dengan kita, bahkan yang berperang bagi kita. Immanuel, Allah menyertai kita, Allah bersama kita, itulah kata yang selalu harus kita ingat. Rasul Paulus mengatakan kalau Allah di pihak kita siapakah yang dapat memisahkan kita dengan kasih Kristus ?

PENUTUP :

Bapak, Ibu, Saudara/i yang dikasihi Tuhan. Tahun 2016 kita sudah lewati atau sudah kita jalani dan kita sudah masuk ke tahun yang baru, 2017. Kita siap atau tidak siap, mau atau tidak mau, peristiwa itu pasti terjadi. Kita tidak bisa menghalanginya. Itulah sebagai tanda kekuasaan Tuhan. Itulah menunjukkan bahwa dunia dan manusia dalam rancanganNya. Sebagai orang beriman, kita harus meyakini bahwa dunia beserta dengan isinya, termasuk kita di dalamnya sudah berada dalam rancanganNya atau rencanaNya. Rancangan Tuhan dalam hidup kita adalah  agar kita jadi berkat untuk dunia ini, jadi saksi-saksi Tuhan, supaya seluruh umat menyembah Sang Pencipta di dalam Yesus Kristus.
Mari kita bersyukur karena Tuhan memampuhkan kita dapat menjalani Tahun 2016, baik yang kita lihat sebagai yang berhasil atau yang gagal. Dan Marilah kita hadapi dan jalani th 2017 dengan penuh harapan, sebab Tuhan menyertai kita.  AMIN

Selasa, 25 Oktober 2016

GEMBALAKANLAH DOMBA-DOMBAKU

"GEMBALAKANLAH DOMBA-DOMBAKU"
( YOH. 21 : 15 - 17 ; Yer 3 : 15 )
PENDAHULUAN
Saudara, Secara hurufiah semua orang tentunya tahu apa arti kata gembala dan domba itu. Tapi dalam kalangan umat Israel dan kristen kedua kata ini sebagai kata istilah yang punya arti/ makna yang dalam.

Dalam PL Allah dan pemimpin-pemimpin umat Israel dikiaskan sebagai Gembala dan umat Israel diumpamakan sebagai domba. Yakob/Israel berkata,Allah yang telah menjadi Gembalaku, selama hidupku sampai sekarang. (Kej 48:15)

Selasa, 27 September 2016

PERSIAPAN PENDALAMAN ALKITAB (PA)

Rekan-rekan yang dikasihi Tuhan Yesus. Jika Anda adalah seorang yang diberikan tugas oleh Gereja Anda untuk memimpin kelompok belajar Alkitab bersama, Anda seharusnya membuat persiapan yang matang. Mengapa ? Sebab yang Anda akan jelaskan adalah mengenai isi Alkitab yang diyakini sebagai Firman Tuhan, yang juga diyakini  dapat menumbuh-kembangkan spiritualitas dan sikap hidup  yang mengimaninya. Tentunya, Anda harus membekali diri dengan pemahaman yang benar atas bahan pelajaran yang akan diberikan pada kelompok.