Hari
ini kita sudah masuk ke dalam tahun 2017. Tahun 2016 sudah lewat, sudah berlalu.
Tadi malam di gereja atau di rumah kita masing-masing kita mengadakan doa
syukur pada Tuhan atas penyertaan dan pemeliharaanNya sepanjang tahun 2016.
Di
awal tahun baru, tahun 2017 ini, saya akan mengajak bapak,ibu, saudara/i
sekalian untuk sama-sama merenungkan sejenak tentang masa lalu dan masa yang
akan datang. Tahun 2016 kita tidak biarkan berlalu begitu saja, pasti ada
hal-hal
yang indah menjadi kenangan. Begitu pula tahun 2017, kita tidak biarkan datang
begitu saja tanpa kita sambut dengan harapan.
Firman
Tuhanlah yang menjadi pedoman atau petunjuk bagaimana seharusnya kita bersikap
melihat kehidupan kita yang sudah kita jalani di tahun 2016, dan bagaimana
sikap kita menghadapi perjalanan hidup kita di tahun yang baru, th 2017.
Saya
akan mengajak bapak,ibu, saudara/i sekalian untuk melihat dua hal yang paling
umum untuk merenungkan atau melihat masa lalu kita, yaitu keberhasilan atau kegagalan.
Pasti ada yang kita anggap keberhasilan kita di th 2016, dan juga pasti ada
yang kita lihat sebagai kegagalan kita. Setelah
itu, saya juga akan mengajak bapak, ibu,
saudara/i untuk melihat dua sikap yang paling umum yang kemungkinan dimiliki
setiap orang menghadapi tahun 2017,yaitu sikap yang penuh harapan atau sikap yang penuh kekuatiran.
ISI
RENUNGAN:
KEBERHASILAN
ATAU KEGAGALAN
Dua
hal yang paling umum yang bisa kita jadikan renungan kita melihat masa lalu
kita, yaitu keberhasilan dan kegagalan. (Ulangan pasal 8 : 2–4; 11-16 )
Saya
akan bacakan pesan-pesan/ kata-kata/nasehat-nasehat Musa di hadapan bangsa
Israel, waktu mereka sudah sampai di negri Kanaan, di daerah Moab.
Mereka
berhenti sementara di Moab sesudah mengakhiri perjalanan panjang mereka selama
40 tahun, melalui padang gurun. Mereka berputar-putar di padang gurun selama 40
th dari Mesir ke negri Kanaan.
Ulangan
pasal 8:2 - 4 “Ingatlah” kepada seluruh perjalanan yang kau lakukan atas
kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan
maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada
dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak. Jadi
Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna,
yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk
membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi
manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.
Disambung dengan : Ulangan
8 : 11 -16 “Hati-hatilah”, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu,
dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang
kusampaikan kepadamu pada hari ini; 12 dan supaya, apabila engkau sudah makan
dan kenyang, mendirikan rumah-rumah yang baik serta mendiaminya, 13 dan apabila
lembu sapimu dan kambing dombamu bertambah banyak dan emas serta perakmu
bertambah banyak, dan segala yang ada padamu bertambah banyak, 14 jangan engkau
tinggi hati, sehingga engkau melupakan
TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah
perbudakan, 15 dan yang memimpin engkau melalui padang gurun yang besar dan
dahsyat itu, dengan ular-ular yang ganas serta kalajengkingnya dan tanahnya
yang gersang, yang tidak ada air. Dia yang membuat air keluar bagimu dari
gunung batu yang keras, 16 dan yang di padang gurun memberi engkau makan manna,
yang tidak dikenal oleh nenek moyangmu, supaya direndahkan-Nya hatimu dan
dicobai-Nya engkau, hanya untuk berbuat baik kepadamu.
Ayat-ayat
yang kita baca ini adalah kata-kata/pesan-pesan/nasehat-nasehat Musa di hadapan
bangsa Israel, waktu mereka sudah sampai di negri Kanaan, di daerah Moab.
Bangsa
Israel berhasil tiba diKanaan, Tanah Perjanjian, tapi sekaligus bangsa Israel juga
gagal tiba atau sampai di Kanaan. Mengapa saya katakan berhasil dan sekaligus
gagal ? Yang
berhasil masuk adalah bangsa Israel yang dilahirkan di perjalanan beserta Yosua
dan Kaleb. Yang lainnya mati di padang gurun karena pemberontakan mereka pada
Tuhan. Mereka tidak mempercayai janji-jani Tuhan pada mereka yang disampaikan
oleh Tuhan. Mereka ingin kembali ke Mesir, dan yang paling mengerikan mereka
berkata bahwa Tuhan merancangkan untuk membinasakan mereka. Hanya Yosua dan
Kaleb yang tidak memberontak pada Tuhan. Bahkan
Musapun tidak diperkenan masuk Ke Kanaan, walaupun dengan memohon-mohon pada
Tuhan. Dia hanya diijinkan Tuhan untuk melihat Kanaan dari puncak gunung Pisga,
sebelah Timur Sungai Yordan. Mengapa?
Sebab Musa tidak menghargai Tuhan di depan umat Israel. Musa marah pada umat
Israel. Kemarahannya ini membuat dia melakukan perintah Tuhan dengan sikap
penuh emosional. ( Bil. 3 : 23 – 27 ;Bil
14 : 22 – 24 ; Bil 20 : 10 – 12 )
Musa
berkata pada umat Israel ketika Kanaan sudah berada di depan mata mereka. Musa
berkata, ”Ingatlah kepada seluruh
perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama
empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau “untuk”
mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada
perintah-Nya atau tidak.”
Ingatlah
atau dengan kata lain,”jangan lupakan”. Ingat apa ? atau Jangan lupakan apa ?
Ingat perjalanan yang kau sudah lakukan. Jangan lupakan perjalanan yang telah
kau lakukan, itu kata Musa. Ingat perjalanan yang melelahkan selama 40 tahun di
padang gurun. Perjalanan atas kehendak Tuhan, atas rencana Tuhan.
Perjalanan
umat Isreal selama 40 tahun di padang gurun sebagai suatu proses untuk
mendawasakan iman mereka. Tuhan tidak
bermaksud membuat umat Israel menderita di padang gurun, tapi Tuhan bermaksud untuk
mendawasakan iman mereka, menumbuhkan keyakinan mereka pada Firman Tuhan. Tuhan
bermaksud agar mereka mempunyai kerendahan hati untuk mempercayai Firman Tuhan,
dan berpegang pada Firman Tuhan dalam kehidupan mereka. Karena Firman Tuhanlah
yang jadi pedoman dan pegangan hidup mereka pada waktu yang akan datang, ketika
mereka menetap di Kanaan.
Hidup
dalam rancangan Tuhan, sesungguhnya tidak ada kata kegagalan. Buat umat
beriman, yang meyakini bahwa hidup adalah rancangan Tuhan, kegagalan adalah
sebagai alat untuk menumbuhkan iman, menyempurnakan iman.
Karena
imanlah yang jadi dasar kehidupan umat Tuhan. Tanpa iman, semua kegiatan ibadah
tidak artinya. Ada orang yang berkata kegagalan adalah keberhasilan yang
tertunda.
Keberhasilan
dan kegagalan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam hidup kita.
Tidak ada seorangpun yang seumur hidupnya berhasil terus-menerus atau gagal
terus-menerus. Ada waktunya berhasil dan ada waktunya gagal. Hal ini disebabkan
kemampuan manusia yang terbatas.
Kalau
Musa berpesan pada umat Israel menjelang akhir hayatnya, agar mereka selalu
mengingat perjalanan mereka dari Mesir ke Kanaan, dari negri perbudakan ke
negri perjanjian, supaya mereka menyadari bahwa betapa baiknya Tuhan. Dalam
perjalanan umat Israel memperlihatkan betapa baiknya Tuhan. Tuhan tidak hanya selalu
menolomg umat Israel dalam setiap masalah yang dihadapi umat Israel selama
perjalanan, tapi juga dengan penuh kasih
dan kesabaran, Tuhan terus menerus memberi pengampunan pada mereka.
Pada
saat di Moab, di gunung Pisga Musa tidak bersungut-sungut, tapi dia bersyukur
dengan menyanyikan pujian syukur di hadapan Tuhan. (Ulangan 32 : 1 – 43) Walaupun
Musa tidak diperkenan masuk ke Kanaan, karena kegagalannya memimpin bangsa
Israel, tapi Musa bersyukur pada Tuhan, sebab Musa melihat betapa baiknya
Tuhan. Bagaimanapun juga dia sudah berhasil membawa umat Israel sampai di tanah
Moab, wilayah Kanaan.
Hari
ini, bagaimana sikap kita melihat keberhasilan dan kegagalan dalam hidup kita
di th 2016 yang sudah kita lewati ? Kita
tidak lepas dari mengalami kegagalan dan keberhasilan. Kita, pada suatu saat
bisa tertawa dan juga menangis, berkata puji Tuhan dan aduh Tuhan. Itulah
kenyataan hidup yang bisa terjadi dalam hidup kita. Tapi
bukan berarti, Tuhan menyetujui kegagalan. Kegagalan harus jadi perhatian yang serius.
Tuhan tidak menyukai umatNya gagal, berada dalam dosa dan ketidaktaatan pada firmanNya.
Tuhan
tegas dan konsisten. Seluruh umat Israel
dan juga Musa yang sangat dikasihi Tuhan itu, tidak diperkenan masuk ke
Kanaan, karena melawan firmanNya, tidak patuh pada FirmanNya, tidak menghargai
FirmanNya.
Apa
artinya ini ? Artinya, janji berkat Tuhan, kebahagiaan tersedia bagi yang
mengimani, mempercayai dan patuh pada Firman Tuhan. Ini harga mati, tidak bisa
ditawar-tawar lagi.
Apa
arti kata berhasil atau sukses menurut bahasa Indonesia ? Kamus KBBI : Mendatangkan hasil;
ada hasilnya ; tercapai maksudnya
Apa
yang dimaksud keberhasilan dalam kehidupan kristiani ? Apa yang seharusnya
dicapai bagi umat Kristen ? Banyak uang atau hartakah ? Memiliki jabatan
tertentu ? Memiliki kepandaian atau ilmu tertentu ? Semua
itu bisa didapatkan oleh semua orang. Baik oleh orang yang beriman pada Tuhan
maupun yang tidak percaya Tuhan.
Mat
5:6
Yesus
berfirman “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena
mereka akan dipuaskan. “
Luk
11:28
Tetapi
Ia berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah
dan yang memeliharanya. "
Keberhasilan
orang kristen adalah keberhasilannya mengimani Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Keberhasilan ini membawa akibat kepada keberhasilan fisik. Lihatlah ketika umat
Israel mengimani Firman Tuhan, tembok Jeriko roboh, penduduk Kanaan dapat dikalahkan.
Kanaan dapat dimiliki.
Untuk
bisa menjadi kristen yang berhasil, perlu kerendahan hati dari kita. Filipi 2 :
8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia
telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu
salib.
Sesungguhnya
kita harus melihat ketidak berdayaan kita dalam menjalankan Firman Tuhan. Tuhanlah
yang terus-menerus memproses kita, yang membawa kita pada keadaan yang membuat
kita mengimani dan mematuhi Firman Tuhan.
Kita
patut bersyukur bahwa Tuhan Yesus yang sudah menggantikan kita mentaati Firman Tuhan
dengan sempurna. Kita tidak berdaya
untuk mentaati Firman dengan sempurna. Seluruh Alkitab menjelaskan bahwa tidak
ada seorang pun yang tidak pernah melanggar Firman Tuhan. Kecuali Yesus
Kristus.
Roma
5 ayat 18 Sebab itu, sama seperti oleh
satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu
perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup, 19 Jadi sama seperti oleh
ketidaktaatan satu orang (Adam) semua orang telah menjadi orang berdosa,
demikian pula oleh ketaatan satu orang (Yesus) semua orang menjadi orang benar.
Bagaimanapun
keadaan kehidupan kita di tahun 2016, pada hari ini seharusnyalah kita
bersyukur pada Tuhan kita Yesus Kristus. Sebab perjalanan hidup kita adalah
rancangan/rencanaNya, supaya kita meyakini sepenuh hati terhadap FirmanNya.
PENUH
PENGHARAPAN ATAU PENUH KEKUATIRAN
Dua
sikap yang paling umum yang dimiliki setiap orang menghadapi masa depannya
yaitu penuh harapan atau penuh kekuatiran.
Ulangan
1 : 22 – 33 Riwayat kedua belas pengintai
Ulangan pasal 1 mulai ayat 22 Lalu kamu sekalian mendekati aku dan berkata:
Marilah kita menyuruh beberapa orang mendahului kita untuk menyelidiki
negeri itu bagi kita dan membawa kabar
kepada kita tentang jalan yang akan kita lalui, dan tentang kota-kota yang akan
kita datangi. 23 Hal itu kupandang baik. Jadi aku memilih dari padamu dua belas
orang, dari tiap-tiap suku seorang. 24 Mereka pergi dan berjalan ke arah
pegunungan, lalu sampai ke lembah Eskol, kemudian menyelidiki negeri itu. 25
Maka mereka mengambil buah-buahan negeri itu dan membawanya kepada kita. Pula
mereka membawa kabar kepada kita,
demikian: Negeri yang diberikan TUHAN,
Allah kita, kepada kita itu baik. 26
Tetapi kamu tidak mau berjalan ke sana,
kamu menentang titah TUHAN , Allahmu. 27 Kamu menggerutu di dalam kemahmu serta berkata: Karena TUHAN
membenci kita, maka Ia membawa kita keluar dari tanah Mesir untuk menyerahkan
kita ke dalam tangan orang Amori, supaya dimusnahkan. 28 Ke manakah pula kita
maju? Saudara-saudara kita telah membuat hati kita tawar dengan mengatakan:
Orang-orang itu lebih besar dan lebih tinggi
dari pada kita, kota-kota di sana besar dan kubu-kubunya sampai ke
langit, lagipula kami melihat orang-orang Enak
di sana. 29 Ketika itu aku berkata kepadamu: Janganlah gemetar, janganlah
takut kepada mereka;30 TUHAN Allahmu,
yang berjalan di depanmu, Dialah yang akan berperang untukmu sama seperti yang dilakukan-Nya
bagimu di Mesir, di depan matamu, 31 dan
di padang gurun, di mana engkau melihat bahwa TUHAN, Allahmu, mendukung engkau,
seperti seseorang mendukung anaknya, sepanjang jalan yang kamu tempuh, sampai
kamu tiba di tempat ini. 32 Tetapi walaupun demikian, kamu tidak percaya kepada
TUHAN, Allahmu, 33 yang berjalan di depanmu di perjalanan untuk mencari tempat
bagimu, di mana kamu dapat berkemah: dengan api pada waktu malam dan dengan
awan pada waktu siang, untuk memperlihatkan kepadamu jalan yang harus kamu tempuh."
Pada
suatu saat, Musa memerintahkan dua belas orang termasuk juga Yosua dan Kaleb
untuk melihat keadaan Tanah Kanaan. Tujuannya untuk mengetahui keadaan Tanah
Kanaan, sebelum memasukinya. Dua
belas orang melaporkan bahwa Negri Kanaan itu baik. Tanahnya subur. Mereka
membawa buah-buahan yang terdapat di negri Kanaan sebagai bukti bahwa negri itu
sesungguhnya subur. Tapi
mereka juga melihat bahwa Kanaan ditempati oleh orang-orang yang mempunyai perawakan yang tinggi dan
besar. Hal
ini membuat umat Israel putus asa dan menggerutu di hadapan Musa dengan
mengatakan bahwa TUHAN membenci kita, maka Ia membawa kita keluar dari tanah
Mesir untuk menyerahkan kita ke dalam tangan orang Amori, supaya dimusnahkan.
Kanaan
sudah di depan mata.
Bagaimana sikap mereka melihat keadaan negri Kanaan, Tanah
yang dijanjikan Tuhan untuk mereka ? Ada
dua sikap. Sikap yang pertama sikap Kaleb, Yosua dan beberapa rekan-rekan
mereka. Mereka mengatakan bahwa Negri Kanaan itu baik, tanahnya subur penuh
dengan kekayaan alam. Mereka yakin bahwa Tanah itu pasti akan menjadi milik
umat Israel. Sesuai dengan janji Tuhan
yang disampaikan pada mereka. Sikap
yang kedua adalah sikap sekelompok pengintai yang mengatakan bahwa Negri Kanaan
adalah negri yang baik, subur makmur, tapi ditempati oleh orang-orang yang
mempunyai tubuh yang tinggi besar, yang bisa membunuh seluruh umat Israel. Bahkan
mereka menggerutu di hadapan Musa dengan mengatakan bahwa TUHAN membenci kita, Tuhan
membawa kita keluar dari tanah Mesir untuk menyerahkan kita ke dalam tangan
orang Amori/Kanaan, supaya dimusnahkan.
Dua
sikap inilah yang umumnya dimiliki orang-orang melihat masa depannya, sikap
berpengharapan atau penuh kekuatiran.
Bagaimana
sikap kita menghadapi tahun 2017, setelah kita mengetahui atau melihat keadaan atau kondisi kota Jakarta, kota di mana kita tinggal atau
hidup ? Bagaimana
pengamatan Anda tentang kota Jakarta. Kota yang seperti apa Jakarta ini.
Bagaimana sikap Anda melihat kota Jakarta masa kini, setelah dipimpin Bpk
Basuuki Cahaya Purnama (Ahok) ? Apakah keadannya baik untuk kehidupan Anda ? Adakah
harapan untuk mencapai hidup yang lebih baik di Jakarta, di Indonesia ?
Semua
tergantung cara kita melihat kota Jakarta atau negara kita, Indonesia ini. Apakah
kita melihat dengan mata iman atau mata jasmani. Bagi
orang beriman, di manapun tinggalnya, pasti mereka mempunyai “pengharapan”
untuk menjalani hari esok. Hari esok pasti dilihat sebagai kesempatan atau
peluang untuk maju dan berhasil. Terlebih
lagi Jakarta masa kini mengalami kemajuan di segala bidang kehidupan. Pemprop
DKI menyediakan program-program yang membuat hidup penduduk sejahtera. Istilah
Pak Ahok, membuat penduduk Jakarta perutnya, otaknya dan dompetnya penuh.
Melihat ini seharusnya setiap penduduk Jakarta menghadapi tahun 2017 dengan
penuh harapan. Bagi
kita orang beriman, tujuan hidup bukan hanya masalah perut, otak dan dompet,
tapi yang paling utama adalah masalah
tugas panggilan sebagai umat kristen.
Tugas
panggilan kristiani adalah amanat agung dari Tuhan Yesus yaitu menyampaikan
kabar baik, menjadi saksi-saksi Tuhan, garam dunia dan terang dunia, meluaskan
kerajaan Allah di muka bumi ini.
Apakah
kita mempunyai harapan untuk melaksanakan tugas panggilan kristiani di kota
Jakarta yang jumlah penduduknya10 juta
orang ini ? Apakah kota ini kita lihat sebagai ladang yang subur untuk
melaksanakan tugas panggilan dari Tuhan itu. Bagi
umat kristen yang sungguh-sungguh beriman, Jakarta adalah ladang yang sudah
menguning dan yang siap dituai. Seharusnyalah tahun 2017 kita semakin giat
terlibat dalam program-progran pelayanan gereja. Semakin berpengharapan gereja
akan semakin berkembang. Sayangnya,
ada umat kristen yang melihat th 2017 sebagai tahun yang mencemaskan,
menakutkan, bahkan mengkuatirkan. Terorisme,
masalah narkoba, kenaikan harga bahan-bahan pokok, kebencian antar umat
beragama atau intoleransi agama, bencana alam dan sebagainya membuat
orang-orang menjalani kehidupan dengan kekuatiran.
Kekuatiran
yang timbul karena hal-hal tadi, membuat umat kristen menjadi pasip, tidak
berbuat apa-apa sebagai orang beriman, hanya menunggu dan melihat situasi apa
yang akan terjadi.
Baik
sebagai manusia atau sebagai umat percaya, kita harus mempunyai harapan. Kita
seharusnya melihat th 2017 adalah tahun yang penuh peluang atau kesempatan
untuk berhasil atau maju. Berhasil untuk mensejahterakan hidup keluarga kita,
berhasil melaksanakan panggilan sorgawi.
Pengharapan
kita bukan berdasarkan adanya peluang-peluang atau sarana-prasana yang ada di
kota Jakarta, tapi karena penyertaan Tuhan bersama kita.
Musa
menngingatkan pada umat Israel, Ulangan 1: 29 “Janganlah gemetar, janganlah
takut kepada mereka;30 TUHAN Allahmu,
yang berjalan di depanmu, Dialah yang akan berperang untukmu sama seperti yang dilakukan-Nya
bagimu di Mesir, di depan matamu, 31 dan
di padang gurun, di mana engkau melihat bahwa TUHAN, Allahmu, mendukung engkau,
seperti seseorang mendukung anaknya, sepanjang jalan yang kamu tempuh, sampai
kamu tiba di tempat ini.
Kita
tidak takut atau kuatir sebab Allah
bersama dengan kita, bahkan yang berperang bagi kita. Immanuel, Allah
menyertai kita, Allah bersama kita, itulah kata yang selalu harus kita ingat. Rasul Paulus mengatakan kalau Allah di
pihak kita siapakah yang dapat memisahkan kita dengan kasih Kristus ?
PENUTUP
:
Bapak,
Ibu, Saudara/i yang dikasihi Tuhan. Tahun 2016 kita sudah lewati atau sudah
kita jalani dan kita sudah masuk ke tahun yang baru, 2017. Kita siap atau tidak
siap, mau atau tidak mau, peristiwa itu pasti terjadi. Kita tidak bisa
menghalanginya. Itulah sebagai tanda kekuasaan Tuhan. Itulah menunjukkan bahwa
dunia dan manusia dalam rancanganNya. Sebagai
orang beriman, kita harus meyakini bahwa dunia beserta dengan isinya, termasuk
kita di dalamnya sudah berada dalam rancanganNya atau rencanaNya. Rancangan
Tuhan dalam hidup kita adalah agar kita
jadi berkat untuk dunia ini, jadi saksi-saksi Tuhan, supaya seluruh umat
menyembah Sang Pencipta di dalam Yesus Kristus.
Mari
kita bersyukur karena Tuhan memampuhkan kita dapat menjalani Tahun 2016, baik
yang kita lihat sebagai yang berhasil atau yang gagal. Dan Marilah kita hadapi
dan jalani th 2017 dengan penuh harapan, sebab Tuhan menyertai kita. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar